Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemprov Kaltim sangat serius dalam rencana pembangunan rel kereta api yang akan menghubungkan Kabupaten Kutai Barat hingga Kota Balikpapan. Kerjasama yang dijalin dengan Kalimantan Rail (kerjasama Rusian Railways dan perusahaan Indonesia) akan terus dilanjutkan hingga kontrak pekerjaan fisik rel kereta api dapat dilakukan pada 2017 mendatang.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak meyakini, dengan dukungan semua pihak rencana pembangunan rel kereta api sepanjang 160 km tersebut bisa segera diwujudkan. Jika semua rencana berjalan lancar dan rel kereta api ini benar-benar bisa diwujudkan, maka aktifitas pertambangan, perkebunan dan kehutanan di sekitar area tersebut akan menerima manfaat yang luar biasa.
"Awalnya rel kereta api ini hanya khusus untuk angkutan batu bara, tetapi saya sudah berhasil meyakinkan Menko Perekonomian, Menteri ESDM dan Menteri Perhubungan agar angkutan kereta api ini juga dapat mengangkut berbagai hasil perkebunan dan kehutanan," kata Awang saat memimpin Rapat Teknis Perkeretaapian di Kaltim di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur, Jumat (22/2).
Gubernur menyebutkan, saat ini pihak Kalimantan Rail masih terus melakukan analisa dan kajian terkait rencana pembangunan rel kereta api tersebut.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menegaskan agar perusahaan-perusahaan pertambangan, perkebunan dan kehutanan yang potensial memanfaatkan angkutan menggunakan rel kereta api tersebut segera menyampaikan kemungkinan dukungan terhadap kerjasama ini.
Data Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim misalnya menyebutkan, rel kereta api nantinya setidaknya dapat dimanfaatkan 10 perusahaan tambang (PKP2B) dan 10 perusahaan tambang (PKP2B) di Kutai Kartanegara. Selain itu, perusahaan dengan ijin usaha pertambangan (IUP) terdapat 223 perusahaan di Kutai Barat dan 547 IUP di Kutai Kartanegara.
Demikian pula perusahaan perkebunan. Di Kutai Barat setidaknya ada 50 perusahaan (3 diantaranya arealnya akan dilintasi rel kereta api), 13 perusahaan di Kabupaten Panajam Paser utara (PPU) dan 10 perusahaan di Kabupaten Paser. Jumlah itu belum ditambah perusahaan kehutanan yang juga dapat memanfaatkan angkutan rel kereta api tersebut.
"Komitmen saya tegas, semua pusat-pusat pertumbuhan ekonomi harus terkoneksi dengan baik. Kutai Barat, Balikpapan, Samarinda, Bontang, Kutai Timur, Berau, PPU dan Paser harus terkoneksi, termasuk untuk urusan angkutan hasil-hasil pertambangan, perkebunan dan kehutanannya. Semua harus disiapkan dalam proses jangka panjang yang lebih efektif dan efisien," beber Awang Faroek.
Dia pun menegaskan, ke depan, angkutan kereta api ini bukan hanya untuk mengangkut barang saja, tetapi juga penumpang.
"Nanti, kereta api khusus angkutan barang ini akan berubah menjadi kereta api yang akan juga mengangkut penumpang. Orang Kutai, orang Dayak nanti juga harus bisa menikmati angkutan kereta api. Kita juga warga Indonesia, apa orang di Jawa saja yang boleh naik kereta api," ujar Awang meyakinkan.
Rel kereta api ini akan dibangun Kalimantan Rail dalam dua tahapan. Dimulai dari Balikpapan hingga akhirnya tembus ke Kutai Barat. Bahkan jika memungkinkan di masa selanjutnya rel kereta api ini juga akan dihubungkan dengan kabupaten potensial di Kalimantan Tengah, sehingga angkutan batu bara dari Kalimantan Tengah juga bisa diangkut melalui pelabuhan di Balikpapan.
Pembangunan rel kereta api ini diperkirakan menelan dana tidak kurang dari US$ 1,4 miliar. Untuk tahap pertama Kalimantan Rail akan menyiapkan US$ 1,8 miliar dan tahap berikutnya sebesar US$ 0,6 miliar.
Dukungan serius
Rencana pembangunan rel kereta api yang diperjuangkan Gubernur Awang Faroek ini pun mendapat dukungan serius dari para pengusaha pertambangan, perkebunan dan kehutanan, termasuk Pemkab Kutai Barat, Pemkab Kukar, Pemkab Paser, Pemkab PPU dan Kota Balikpapan.
Wakil Bupati Kutai Barat, Didik Efendi yang hadir dalam kesempatan itu menegaskan, bahwa pihaknya sangat mendukung gagasan pembangunan rel kereta api tersebut. Selain secara ekonomi akan membantu operasional dan kesinambungan perusahaan-perusahaan terkait di Kutai Barat, perjuangan Gubernur Awang Faroek agar angkutan kereta api juga dapat melayani angkutan penumpang sudah pasti akan disambut gembira masyarakat Kutai Barat.
"Kami sangat mendukung rencana ini. Benar kata Pak Gubernur, angkutan kereta api ini seharusnya juga bisa dinikmati masyarakat Kaltim, termasuk warga Kutai Barat. Kami tegaskan, bahwa kami sangat mendukung rencana ini," tegas Didik.
Dukungan yang sama juga disampaikan, Asisten Pemerintahan dan Hukum Kutai Kartanegara Chairil Anwar.
"Kami sebelumnya pernah merencanakan untuk membangun rel kereta api dari Tabang hingga Marangkayu. Setelah ada rencana ini, tentu kami sangat mendukung dan kemungkinan tinggal menyesuaikan saja. Prinsipnya kami sangat mendukung," tegas Chairil.
Bagi para pengusaha yang selama ini lebih cenderung memanfaatkan jalan hauling dan Sungai Mahakam, keberadaan angkutan kereta api ini tentu akan sangat membantu.
"Awalnya kami akan membangun kereta api sendiri, tapi setelah dihitung-hitung, biayanya terlalu mahal. Sebab itu, jika Gubernur serius dengan rencana ini, maka sudah pasti kami akan sangat terbantu," kata salah seorang perwakilan perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Kutai Barat.
Bukan hanya dari pemerintah daerah dan pengusaha, dukungan juga disampaikan para wakil kementerian pusat yang hadir dalam acara tersebut.
Di antaranya disampaikan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hanggoro Bin dan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bastary P Indra.
"Orang Indonesia hanya melihat Jokowi (Gubernur Jakarta) yang membangun. Padahal di daerah, pembangunan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk membangun tidak kalah kuatnya. Hal-hal seperti ini seharusnya juga terekspose secara nasional agar masyarakat Indonesia mengetahui," kata Hanggoro, memuji Kaltim. (Humas Pemprov Kaltim/sul/adv)
Rencana Pembangunan Rel Kereta Kaltim dapat Dukungan
Sabtu, 23 Februari 2013 7:15 WIB